Seperti lingkaran kepercayaan ini aku tuliskan dalam hatinya aku bangun dalam nyawanya tapi kemudian hujan turun begitu juga angin dan kadang kala guruh menghantam jendela kaca berbingkai kayu, yang menjadikan hati dan jiwanya terbaca dan terpegang olehku hanya saja jendela itu kemudian retak oleh amukan sang kala hingga aku menemukan segalanya telah kosong menjadikan langitku … Continue reading
Tagged with Hujan …
Malam Jendela
Jendela memanggilku dibawah pekat malam & hampa, berkeluh-kesah menunggu hujan yg tak kunjung turun. Angin-angin yg biasa memanjangkan pesan rindu padamu, hilang. Kamar ini serasa dalam bahtera, bergelombang, naik&turun. Dinding-dindingnya meleleh. Kemana potret, poster&kalender april? Tanggal malam, tanpa bintang, tanpa puisi, tanpa dirimu. Aku? bimbang mencari tanggal pulang
Harmonie
Aku tak pernah tahu Rahasia hujan Yang turun bawa rinduku padamu Kelak, jika yg sering kita sebut sebagai ‘story’ Tertulis dalam satu naskah roman seperti tempest, hamlet atau bumi manusia Apa kau masih akan terus menulis Kau juga tak pernah tahu kan? Berapa jumlah bintang Yang ku hitung disetiap penghujung malam Kelak, jika yg biasa … Continue reading
Andai Aku Tak Datang
Andai aku tak datang bersama bintang dan angin hujan maka, ku titipkan semua kata-kata ku dalam bait-bait ini. Tentang desah daun-daun, yang tertiup angin kerinduan yang memanjang sampai ke hatimu akan ku tunjukkan bahwa langit-lah yang lebih tahu kapan harus turun hujan, kapan bintang harus bersinar. Katakan juga padanya: bocah perempuan yang tumbuh … Continue reading
Dialog Rinai
Bila kukenang kembali desah-desah dedaunan saat pohon-pohon menari bersama kerinduan, Dia datang bersama angin tiupkan gelombang pada rambut bocah perempuan itu, kala tangan & matanya menggaris lurus langit kota ini, saat cahaya senja berpendar diantara siluet gedung-gedung. kutanya pada rinai: “apa kabar bocah perempuan itu?” rinai menjawab: “Bocah perempuanmu telah tumbuh & dewasa bersama dgn … Continue reading
Fajar Ini, 1 Januari
Kita bertentangan mata, bertukar pindai isi hati, seperti bercermin pada air kolam yang tenangnya rahasiaakan betapa dalam. Fajar ini, yang mengajari kita tentang do’a-do’a kesunyian dan mantra-matra kerinduan. Tentang kapan hujan harus turun juga kapan bintang harus bersinar, Ahai.. Kenapa kau masih bimbang menimang harapan Posted from WordPress for BlackBerry.
Tentang Kerinduan
Ah kau masih saja menyimpan deru angin itu, sebagai tanda penerimaanmu yang dingin. Lihatlah bilanya pada hujan yang masih saja menguyur bumi, sama. Jika hati ini milikmu, mengapa masih bertanya mana yg menyedihkan puisi yang menceritakan dirinya sendiri atau untai kata yang kehilangan makna? Tahukah kau, bagaimana aku menikmati dingin malam? Merindukanmu saja aku berharap … Continue reading